Alat Pembaca Telapak Tangan, Pengamanan yang Semakin Pintar

Gambaran dari markas pusat mata-mata yang dilindungi oleh alat berteknologi tinggi yang memindai wajah, jari, dan bagian tubuh lain untuk mencegah penyusup telah lama ada bersama kita semenjak perang dingin. Sistem pengamanan canggih seperti alat-alat tersebut telah menunjukkan kemampuannya diluar penggunaan pada Hollywood (ingat James Bond), tapi perusahaan Fujitsu dari Jepang berharap untuk merubah semua itu dengan suatu alat yang mengecek identifikasi berdasarkan bantuk unik dari pembuluh darah yang ada pada telapak tangan seseorang.
Perusahaan yang disebut PalmSecure system adalah pengamanan biometrik yang berkerja dengan mencocokan pembuluh darah dari seseorang yang membutuhkan akses, sebagai contoh, pada ATM, dengan pindaian informasi biologi yang ditampung dalam database. Mulai bulan depan, Fujitsu akan mulai menjual software yang memungkinkan PalmSecure untuk dapat digunakan dengan komputer rumah. Sidik jari (masing-masing orang memiliki garis unik pada ujung jarinya) adalah satu fitur yang paling sering digunakan pada sistem pengamanan biometrik; kita akan mendapatkan akses jika sidik jari kita cocok dengan salahsatu data yang tersimpan dalam sistem. Masalahnya adalah, alat pemindai semacam itu mahal untuk penyusunannya dan perawatannya. Tujuan Fujitsu adalah untuk mengembangkan kemampuan dengan menggunakan pembuluh darah bila dibandingkan dengan sidik jari. Meskipun sistem pengenalan pembuluh darah relatif baru, mereka berjanji untuk mengganti kedudukan biometrik berdasarkan sidik jari dalam beberapa cara: Pemindai sidik jari memerlukan jari menyentuh alat pemindainya, yang bisa meninggalkan jejak yang dapat mempengaruhi akurasinya ataupun berpotensial untuk menyebarkan bakteri. Pengguna PalmSecure, tentu saja tidak perlu menyentuh alatnya – yang berupa alat berbentuk persegi berukuran 1,4 inchi (3,5 mm) dan dengan tinggi sekitar 1 inchi (27 mm) – untuk dapat membaca bentuk pembuluh telapak tangan. PalmSecure dapat membaca telapak tangan selama diletakan dari alat sejauh maksimal 2 inchi (50 milimeter) dari alatnya, jadi sentuhan langsung tidak diperlukan disini. Bentuk telapak tangan ini juga sangat sulit untuk dipalsukan karena membutuhkan darah yang mengalir pada tangan; eksperimen menunjukkan bahwa pemindai sidik jari dapat dimanipulasi dengan hasil
fotokopi, bekas sidik jari, maupun jejak sidik jari yang terdapat pada lilin mainan.
Bisnis Jepang dan sekolah telah sukses menggunakan PalmSecure semenjak 2004 untuk mengamankan pintu masuk, komputer log-in dan ATM. “Lebih dari satu juta orang menggunakan teknologi ini pada pada bank Jepang terbesar (Tokyo-Mitsubishi UFJ) untuk mengakses data akun bank mereka,” kata Hiroko Naito, manajer pengembangan bisnis untuk Fujitsu Computer Products of America, yang berpusat di Sunnyvale, California. “Ketika para pelanggan mencoba untuk melakukan transaksi, mereka menggunakan kartu ATM, PIN, dan telapak tangan; ini menjadi tiga faktor autentikasi.
PalmSecure menggunakan gelombang cahaya mendekati inframerah pada spektrum elektromagnetik untuk memindai telapak tangan seseorang dan mengidentifikasi pembuluh darah, sebagaimana sidik jari tidak akan berubah sepanjang hidupnya kecuali karena suatu kecelakaan atau penyakit. Alat biometrik lainnya yang ditawarkan oleh Fujitsu (juga oleh pesaingnya Hitachi) memindai kapilaritas pada jari seseorang untuk mengidentifikasinya. Meski metode ini mampu menghindari masalah sensitifitas sensor dan tidak dapat dimanipulasi, Naito juga mengatakan bahwa alat ini masih beresiko. “Pemindai yang mencari pembuluh darah di jarijuga melihat kapilaritasnya untuk mendapatkan banyak informasi dalam memastikan suatu jari,” katanya. “Tapi kapilaritas jari sangat sensitif pada temperatur dan dapat hilang jika jari tersebut terlalu hangat.” Sistem yang memindai iris mata, atau bagian yang berwarna pada mata, dianggap sebagai alat pengamanan biometrik yang paling akurat. Karena, seperti telapak tangan, iris memiliki pembuluh darah yang hanya berubah sedikit, seumur hidup. Tapi pemindai iris tidak dapat digunakan bagi yang peka, karena mereka membutuhkan berkas inframerah untuk disinari ke mata sehingga
membuat berkas dari pembuluh darah. Alat pemindai iris juga dapat terhambat oleh kelopak mata atau bulu mata. Tapi, tidak semua orang yakin dengan pengamanan telapak tangan ini, meski telah diberikan sekian banyak studi lapangan oleh Fujitsu. Mark Ombrellaro, dokter bedah spesialis pembuluh darah di Eastside Vascular di Bellevue, Washington, yang juga merupakan executive officer di Redmond, Washington – berdasarkan health care technology company TouchNetworks, sangat sulit bagi kemampuan PalmSecure untuk mengidentifikasi bentuk aliran darah secara spesifik. “Kita perlu menyesuaikan alatnya agar kita tidak mendapat terlalu banyak noise (gangguan/hal yang tidak diperlukan yang mengganggu akurasinya, red.), disamping itu kita akan mendapatkan banyak blobogram,” katanya. Fujitsu menyatakan bahwa teknologi ini memetakan hanya pembuluh darah yang membawa oksigen – membawa darah yang mengarah kembali ke jantung – pembuluh darah tersebut menyerap gelombang cahaya dekat inframerah dari PalmSecure dan nantinya pada bagian pembuluh darah tersebut akan terlihat lebih gelap bila dibandingkan jaringan lain disekelilingnya. Ketika Fujitsu menyatakan bahwa setiap orang memiliki susunan pembuluh darah yang unik dan berbeda pada telapak tangannya, terdengar masuk akal memang, tapi Ombrellaro mengatakan bahwa ia sendiri tidak yakin akan hal tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spesifikasi Ponsel Google Nexus One Telah Muncul

Android Bisa Geser iPhone di 2012

Motorola Zeppelin, Droid Versi China